Majlis Ta'lim & Dzikir

"Hidup Mulia dengan Ilmu dan Amal, Mati Syahid dengan Keridhaan Tuhan"

Sabtu, 01 Juni 2013

Oleh: Zainuddin, S.Pd.I

Nabi Muhammad Saw. adalah mutiara yang sangat indah bagi alam semesta ini. Beliau hadir di tengah-tengah kita atas izin dan  rahmat Allah swt. Oleh karena itu, jangan meremehkan kemuliaannya dan jangan pula melupakan posisi dan kedudukannya di sisi Allah swt.
Sholawat merupakan salah satu lafadz yang sangat unik, karena
dalam kondisi dan situasi apapun  kita diperbolehkan membacanya.  Bahkan apabila dalam membacanya disertai dengan rasa ingin dipuji oleh selain Allah-pun (riya’) tetap dihitung mendapatkan pahala.   
Sebagai dasar dan landasan bersholawat, Allah berfirman dalm surat al-Ahzab ayat 56 yang artinya:

“ Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi[1229]. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya[1230]”.
[1229] Bershalawat artinya: kalau dari Allah berarti memberi rahmat: dari Malaikat berarti memintakan ampunan dan kalau dari orang-orang mukmin berarti berdoa supaya diberi rahmat seperti dengan perkataan:Allahuma shalli ala Muhammad.
[1230] Dengan mengucapkan Perkataan seperti:Assalamu'alaika ayyuhan Nabi artinya: semoga keselamatan tercurah kepadamu Hai Nabi.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memahami ayat di atas, di antaranya adalah:
1.         Shalawat jika dinisbatkan kepada Allah berarti pemberian rahmat dan keridhaan-Nya kepada Nabi Muhammad saw., jika dinisbatkan kepada malaikat berarti doa dan permohonan ampunan baginya dan jika dinisbatkan kepada kaum Mukmin berarti doa dan pengagungan kepadanya.
2.         Di dalam kalimat  yushalluna adalah kata kerja, dalam bahasa Arab dalam bentuk fi’il mudhari’ yang menunjukkan terhadap pekerjaan yang akan dan sedang terjadi. Ini artinya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi Muhammad secara istiqomah dan terus menerus.
3.         Ada banyak hadis yang menyebutkan tata cara bershalawat kepada Nabi Muhammad saw., dan menyertakan juga shalawat kepada keluarga Nabi. salah satunya ayang artinya sebagai berikut.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dan iman yang lainnya, dari Ka‘ab bin Ujrah, bahwa seseorang datang kepada Nabi Saw. dan bertanya, “Bersalam kepadamu, kami sudah tahu. Tetapi bagaimana bershalawat kepadamu? Nabi Saw. menjawab, “Ucapkanlah, ‘Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah melimpahkan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Mahamulia; dan anugerahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah menganugerahkan keberkahan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Mahamulia.
Selanjutnya,  ayat di atas berbicara tentang keagungan Rasulullah saw., yaitu dengan Allah menyeru kaum Mukmin agar bershalawat kepadanya dan memberikan penghormatan untuk meneladaninya. Karena ketika kita bersholawat, baik itu sholawat Nariyah, sholawat Munjiyat, atau sholawat yang lainnya, maka terdapat banyak hikmah yang didapat, di antaranya adalah sebagai berikut:
1.         Perbaikan akidah Muslim. Pada saat seorang Muslim harus mengagungkan Nabinya, ia tidak boleh melakukan tindakan yang berlebihan sehingga mendustai agama. Memuliakan Nabi saw. Melalui pembacaan sholawat kepada beliau adalah agar hubungannya dengan Tuhannya tidak terputus.
2.         Bersholawat merupakan kewajiban kita terhadap Rasulullah saw. yang telah berjuang untuk kepentingan umat manusia dan memikul beban derita untuk menyampaikan perintah Allah dan hidayahNya kepada kita. Oleh karena itu,  rasa terima kasih dan syukur yang paling utama yang kita persembahkan kepada Nabi saw. atas hidayah dan kebaikan yang kita raih, adalah melalui bershalawat kepadanya.
3.         Manfaat dan kebaikan dari bershalawat akan kembali lagi kepada kita, sebagaimana doa kepada seorang Mukmin. Ja‘far ash-Shadiq as. berkata, “Doa seorang Muslim untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya dapat mendatangkan rezeki dan menghindarkan bencana, dan malaikat berkata kepadanya, ‘Kamu mendapatkan dua kali lipatnya. Ketika kita berdoa kepada Allah untuk Rasulullah saw. agar Dia meninggikan derajatnya dalam aspek duniawi dan ukhrowi, maka derajat kita pun sebagai pengikutnya akan terangkat. Dalam hadis disebutkan bahwa Rasulullah saw, pernah bersabda, “Barangsiapa bershalawat kepadaku, Allah dan para malaikat bershalawat kepadanya.
4.         Shalawat kepada Nabi saw. merupakan salah satu wasilah diterimanya doa. Seorang hamba, kadang-kadang berdoa kepada Tuhannya seribu kali, tetapi doanya tidak akan dikabulkan sebelum ia bershalawat kepada Nabi saw. di awal dan akhir doanya. Rasulullah Saw. bersabda, “Shalawat kalian kepadaku adalah kemakbulan doa-doa kalian dan zakat amal-amal kalian”. Imam ‘Ali karramallahu wajha berkata, “doa akan senantiasa terhalang sebelum disertai dengan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad.” Ja‘far ash-Shadiq radiyallahu ‘anhu berkata, “Barangsiapa memiliki hajat kepada Allah Swt, hendaklah ia memulai dengan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, lalu menyampaikan hajatnya, lalu menutupnya dengan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad. Sebab, Allah terlalu mulia untuk menerima dua tepi dan meninggalkan tengahnya, karena shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad tidak akan terhalang dari-Nya.”
Dengan demikian, tujuan langsung bershalawat adalah penghormatan kepada Rasulullah saw, mengambil suri teladan darinya, dan menunjukkan rasa cinta kepada Rasulullah saw. Sehingga semakin sering dan semakin banyak bershalawat kepada Nabi, maka semakin tumbuh dan semakin besar pula rasa cinta kepada beliau. Cinta inilah yang menjadi modal utama dalam meneladani, menaati, dan mengikuti sunnah beliau.
Bahkan dalam ilmu psikologi setelah beberapa kali dilakukan pengujian disebutkan bahwa cinta merupakan faktor yang paling utama dalam ketaatan. Misalnya, seorang anak patuh kepada ibunya karena dia cinta kepadanya, dan bukan karena takut. Sebaliknya, ibu memberikan kasih sayang dan pengorbanan yang luar biasa kepada anaknya semata-mata karena dia cinta kepada buah hatinya.
Oleh karena itu, wahai kaum Muslimin! Demi  mewujudkan rasa cinta kepada beliau, marilah kita mensholawatkan masyarakat dan memasyarakatkan sholawat. Allahumma Sholli ‘ala Muhammad.

0 komentar:

Posting Komentar