Majlis Ta'lim & Dzikir

"Hidup Mulia dengan Ilmu dan Amal, Mati Syahid dengan Keridhaan Tuhan"

Sabtu, 08 Desember 2012

Pola Pendidikan Islam pada Masa Rasulullah saw. (571-632)
Oleh: Qomarudin
-->
-->
Periode Rasulullah saw. adalah awal sejarah Islam yang merupakan cerminan murni dari al-Quran yang menjadi sumber pokok ajaran agama Islam. Dalam hal ini peran Rasulullah adalah sebagai pendidik pertama dalam berbagai hal, dan terutama pendidik dalam dunia pendidikan Islam. Proses transformasi ilmu pengetahuan, internalisasi nilai-nilai spiritualisme, dan bimbingan emosional yang dilakukan Nabi dapat dikatakan sebagai mukjizat yang luar biasa, yang tidak dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun. Pada periode ini, Rasulullah menanamkan gambaran dan pola pendidikan dalam dua keadaan masyarakat, yaitu masyarakat Makkah dan Madinah.[1]
Dalam hal pembedaan pada dua fase tersebut adalah disebabkan dengan terjadinya peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah.
1.         Pendidikan Islam pada masa Nabi di Makkah
Makkah merupakan kota suci umat Islam, di sana terdapat beberapa keistimewaan di antaranya adalah tempat berdirinya ka’bah, tempat kelahiran Nabi, dan tempat melaksanakan ibadah haji yang termasuk dalam salah satu rukun Islam.[2] Fase Makkah ini dijadikan sebagai fase awal pembinaan pendidikan Islam, dengan kota Makkah sebagai pusat kegiatannya.[3] Maka dalam hal ini, betapa sangat pentingnya peran serta kota Makkah sebagai tempat awal dalam menyampaikan ajaran Islam.
Pendidikan yang berlangsung di Makkah atau sebelum hijrah dapat dikaji melalui beberapa hal yang berhubungan dengan dunia pendidikan, di antaranya adalah visi, misi, tujuan, sasaran (murid), pendidik, kurikulum, pendekatan dalam pembelajaran, sarana prasarana, dan evaluasi.[4] Secara umum, pendidikan yang disampaikan oleh Nabi pada fase ini adalah penanaman tauhid (aqidah) dan perbaikan budi pekerti.
Demikian adalah gambaran pendidikan pada masa Nabi yang dilakukan di Makkah adalah sebagai berikut:[5]
Visi
“unggul dalam bidang akidah dan akhlaq sesuai dengan nilai-nilai Islam”
Misi
1) memperkuat dan meperkukuh status dan kepribadian Muhammad ssebagai seorang Nabi dan Rasulullah yang memiliki akidah dan keyakinan yang kukuh terhadap pertolongan Allah, berbudi pekerti mulia, dan memiliki komitmen yang tinggi untuk menegakkan kebenaran di muka bumi. 2) memberikan bimbingan kepada Muhammad dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan pengemban misi kebenaran. 3) memberikan peringatan dan bimbingan akhlak mulia kepada keluaga dan kerabat dekat Nabi.
Tujuan
Membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia, sebagai landasan dalam menjalankan kehidupan baik di bidang sosial, budaya, ekonomi, dan politik.
Kurikulum
Materi yang berisi tentang akidah dan akhlak mulia dalam arti yang luas.
Peserta didik
Keluarga Nabi terdekat yang selanjutnya keluarga agak jauh dan kemudian masyarakat pada umumnya. Selain itu juga sejumlah penduduk Yatsrib yang berhaji ke Makkah.
Pendidik
Nabi Muhammad sendiri, yang dalam al-Quran telah dijelaskan fungsi Rasulullah adalah yatlu (membacakan), yu’allimu (mengajarkan), dan yuzakki (menyucikan).
Pendekatan Pembelajaran
Berbagai macam metode dilakukan oleh Nabi dengan menyesuaikan fitrah manusia sebagai makhluk yang memiliki kecenderungan, kekurangan, dan kelebihan. Seperti metode ceramah, diskusi, musyawarah, tanya jawab, bimbingan, teladan, demonstrasi, bercerita, hafalan, dan lain-lain.
Lembaga Pendidikan
Di Rumah Arqam bin Abi al-Arqam al-Safa, di sekitar Masjidil Haram, di Aqabah, dan lain-lain.
Pembiayaan dan Fasilitas
Secara implisit, sumber pembiayaan berasal dari bantuan dan dukungan yang diberikan oleh paman Nabi (Abi Thalib), istri Nabi (Khadijah), dan beberapa sahabat dekat Nabi.
Evaluasi dan Lulusan
Ujian yang dilakukan lebih ditekankan pada pengamalan ajaran yang disampaikan Rasulullah, dan para sahabat yang mengikuti Nabi Hijrah ke Madinah dapat dikatakan sebagai orang yang lulus dalam menghadapi ujian.

2.         Pendidikan Islam pada masa Nabi di Madinah
Fase Madinah ini dijadikan sebagai fase lanjutan (penyempurnaan) pembinaan pendidikan Islam dengan kota Madinah sebagai pusat kegiatannya.[6] Kota ini dikenal dengan sebutan tanah suci kedua umat Islam. Karena pada zaman Rasulullah dan khulafaur rasyidin, kota ini menjadi pusat dakwah, pusat pengajaran, dan pemerintahan Islam. Berawal dari kota ini, kemudian Islam memancar ke seluruh penjuru semenanjung Arab dan keseluruh dunia.[7]
Pertama kali yang dilakukan Nabi waktu masuk di Madinah adalah membangun masjid yang kemudian dijadikan sebagai pusat pendidikan dan pengajaran Islam.[8] Kemudian Nabi membangun masyarakat Islam Madinah yang menekankan nilai-kesetaraan, keadilan, dan demokrasi, yang memberikan landasan bagi kehidupan sosial-politik selanjutnya.[9] Hal tersebut tercermin dari munculnya Piagam Madinah yang merupakan dukomen tertulis pertama yang ada di dunia pada awal peradaban Islam.
Ciri pokok pembinaan pendidikan yang dilakukan oleh Nabi di Madinah adalah pendidikan dalam bernegara dan berbangsa (sosial-politik) dalam arti luas. Pembinaan pendidikan di Madinah ini pada hakikatnya adalah merupakan kelanjutan dari pendidika tauhid di Makkah. Artinya bagaimana pembinaan pendidikan sosial-politik agar dapat dijiwai oleh ajaran tauhid, sehingga akhi dari tingkah laku sosial-politiknya merupakan cermin dan pantulan dari sinar tauhid.[10]
Demikian adalah gambaran pendidikan pada masa Nabi yang dilakukan di Madinah adalah sebagai berikut:[11]
Visi
“unggul dalam bidang keagamaan, moral, sosial, ekonomi dan kemasyarakatan, serta penerapannya dalam kehidupan”
Misi
1) memberikan bimbingan kepada kaum muslimin menuju jalan yang diridai Allah. 2) mendorong kaum muslimin untuk berjihad dijalan Allah. 3) memberikan didikan akhlak yang sesuai dengan keadaan mereka dalam berbagai situasi (kalah, menang, bahagia, sengsara, aman, takut, dll. 4) mengajak kelompok di luar Islam (Yahudi dan Nasrani) agar mematuhi dan menjalankan agamanya dengan saleh. 5) menyesuaikan didikan dan dakwah dengan keadaan masyarakat waktu itu.
Tujuan
Membentuk masyarakat yang memiliki kesadaran dan tanggung jawab yang besar dalam mewujudkan cita-cita Islam.
Kurikulum
Materi yang berisi tentang akidah dan akhlak mulia dalam arti yang luas, serta ukhuwah (persaudaraan) antar kaum muslimin, pendidikan kesejahteraan, pendidikan anak-anak, tauhid, shalat, adab sopan santun, kepribadian, dan pendidikan pertahanan keamanan.
Peserta didik
Yang jelas lebih besar cakupannya dibanding dengan yang di Makkan dan masyarakat Madinah pada umumnya.
Pendidik
Nabi Muhammad sendiri dengan dibantu beberapa sahabat terkemuka.
Pendekatan Pembelajaran
Dalam hal ini, sama dengan yang dilakukan Nabi di Makkah.
Lembaga Pendidikan
Masjid, as-Suffah (bangunan yang ersambung dengan masjid), Kuttab (didirikan oleh bangsa Arab sebelum kedatangan Islam yang bertujuan memberikan pendidikan kepada anak-anak.
Pembiayaan dan Fasilitas
Dari Nabi Muhammad saw. dan beberapa dermawan.
Evaluasi dan Lulusan
Evaluasi dan pemberian ijazah seerti saat ini belum ada, akan tetapi kepada sahabat yang dinyatakan sudah mengusai materi pelajaran diberikan hak mengajar di berbagai wilayah kekuasaan Islam.




[1] Kamaruzzaman, Pola Pendidikan Islam pada Periode Rasulullah (Makkah dan Madinah), Ditulis dalam buku “Sejarah Pendidikan Islam” editor Samsul Nizar, (Jakarta: Kencana, 2009, edisi I, cet. 3), hlm. 29.
[2] Abuddin Nata, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2011, edisi I, cet. 1), hlm. 77.
[3] Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992, cet. 3), hlm. 18.
[4] Abuddin Nata, Sejarah ..., hlm. 78.
[5] Abuddin Nata, Sejarah ..., hlm. 78-88.
[6] Zuhairini, dkk, Sejara..., hlm. 18.
[7] Abuddin Nata, Sejarah ..., hlm. 89.
[8] Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Hidakarya agung, 1992, cet. 7), hlm. 14.
[9] Taufiq Abdullah ... (et.al.), Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve, 2005, cet. 5, jilid 2), hlm. 7.
[10] Zuhairini, dkk, Sejara..., hlm. 33.
[11] Abuddin Nata, Sejarah ..., hlm. 118-124.

0 komentar:

Posting Komentar