Majlis Ta'lim & Dzikir

"Hidup Mulia dengan Ilmu dan Amal, Mati Syahid dengan Keridhaan Tuhan"

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 08 Desember 2012




PERLUAS DAKWAH ISLAMI LEWAT DUNIA MAYA
Oleh: A. Qomarudin

            Teknologi informasi telah membuka mata dunia akan sebuah jaringan dunia tanpa batas. Disadari atau tidak bahwa perkembangan teknologi yang disebut internet, telah mengubah pola interaksi masyarakat. Kehadiran internet telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat, perusahaan, pemerintah dan dunia. Dengan adanya internet telah dapat menunjang efektifitas dan efisiensi sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pertumbuhan penggunanya juga semakin hari bertambah besar, maka sudah saatnya dunia pesantren yang sarat akan kajian keilmuan Islam agar mulai untuk melirik dan menjadikannya sebagai sarana dakwah.

BIOGRAFI SAYYID QUTHB
--> Oleh: A. Qomarudin

Sayyid Quthb hidup sekitar 60 tahun (1906-1966 M). Dia dilahirkan di Musha, Asyut, Mesir. Bentuk tubuhnya kecil, kulitnya hitam, dan bicaranya lembut. Ayahnya bernama Ibrahim Husain Shadzili.[1] Dalam lingkungan masyarakat, ayahnya memilki status sosial yang tinggi di tempat tinggalnya, para penduduk memandangnya dengan penuh penghargaan dan penghormatan, serta menjadikan pemimpin dalam memecahkan persoalan mereka.  Ibunya  juga seorang wanita yang shalehah.[2]
Pada umur enam tahun, dia masuk ke sekolah Awwaliyah (Pra Sekolah Dasar) di desanya selama empat tahun, untuk menghafal al-Quran al-Karim. Pada tahun 1921 M, dia pindah ke Kairo untuk meneruskan  belajarnya. Setelah meraih ijazah Al-Kafa’ah, dia bekerja sebagai guru di sekolah Awwaliyah.[3]

Pola Pendidikan Islam pada Masa Rasulullah saw. (571-632)
Oleh: Qomarudin
-->
-->
Periode Rasulullah saw. adalah awal sejarah Islam yang merupakan cerminan murni dari al-Quran yang menjadi sumber pokok ajaran agama Islam. Dalam hal ini peran Rasulullah adalah sebagai pendidik pertama dalam berbagai hal, dan terutama pendidik dalam dunia pendidikan Islam. Proses transformasi ilmu pengetahuan, internalisasi nilai-nilai spiritualisme, dan bimbingan emosional yang dilakukan Nabi dapat dikatakan sebagai mukjizat yang luar biasa, yang tidak dapat dilakukan oleh siapapun dan dimanapun. Pada periode ini, Rasulullah menanamkan gambaran dan pola pendidikan dalam dua keadaan masyarakat, yaitu masyarakat Makkah dan Madinah.[1]

LANDASAN PIAGAM MADINAH
Oleh: A. Qomarudin, S.Pd.I

Kota Yastrib yang kemudian diganti oleh Nabi dengan nama Madinah  adalah salah satu bentuk negara dengan masyarakat majemuk. Pada awal kedatangan Nabi, terdapat tiga golongan penduduk di kota tersebut yaitu: kaum Muslim (Muhajirin dan Anshar), kaum Musyrik (sisa dari suku Aus dan Khazraj), dan kaum Yahudi (banu Qainuqa, Quraiza, Nadzir, dan Yahudi Khaibar).  Keadaan masyarakat yang majemuk tersebut yang menjadi latar belakang paling mendasar Nabi untuk menuliskan sebuah perjanjian yang kemudian disebut dengan Piagam Madinah.
Piagam Madinah (صحیفة المدینه, shahifatul madinah) juga dikenal dengan sebutan Konstitusi Madinah, ialah sebuah dokumen yang disusun oleh Nabi Muhammad SAW, yang merupakan suatu perjanjian formal antara komunitas-komunitas yang ada di kota Madinah, sehingga mereka dapat menjadi suatu kesatuan komunitas yang solid, dalam bahasa Arab disebut ummah.